"Lakukan yang apa menurut kamu baik, hidup adalah pilihan, selalu jujur adalah pilihan yang utama"

Minggu, 21 November 2010

Hubungan Kerja Dan Ibadah


Ini sangat menarik karena tema ini ingin mempertemukan dua hal yang seolah-olah bertolak belakang. Disatu sisi ada orang yang bekerja sampai lupa beribadah, mereka terlalu sibuk dengan urusan-urusan pekerjaan dikantor, dilaut, dikebun, dipasar dan tempat-tempat  lainnya, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan atau lupa untuk beribadah kepada Tuhan. Itulah sebabnya matius 6 ayat 33 berkata “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, Maka semua itu akan ditambahkan kepadamu”.
Di sisi yang lain ada orang-orang yang terlalu bersemangat beribadah sampai mereka lupa untuk bekerja. Bagi mereka ibadah adalah segala-galanya dan mereka bisa menghabiskan seluruh waktu mereka untuk beribadah dan enggan untuk bekerja. Aliran-aliran sesat yang berkaitan dengan akhir jaman yang sering menubuatkan bahwa Tuhana Yesus  akan datang kembali tanggal, bulan, tahun sekian biasanya mempunyai gejala seperti ini. mereka biasanya menghentikan diri dari segala macam aktifitas dunia dan hanya berkosentrasi pada ibadah (bernyanyi, berdoa, membaca Alkitab) saja. Contohnya : Grup mangapin sibuea yang heboh beberapa tahun yang lalu yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali dikampung baleenda di Bandung pada tanggal 10 November 2003. Mereka lalu berkumpul dikampung itu dan hanya beribadah mempersiapkan diri menanti  kedatangan Yesus dan menghentikan diri dari segala aktifitas pekerjaan. Ada begitu banyak orang NTT yang termakan tipu daya si sibuea itu dan menjual semua harta mereka (rumah, sawah, tanah) bahkan ada juga yang mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri hanya untuk pergi ke baleenda untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus. Demikian juga dengan sekte pimpinan jim jones di Amerika menyeruhkan kepada semua pengikutnya “Hei suami-suami ceraikanlah istrimu, Hei istri-istri ceraikanlah suamimu. Juallah rumahmu dan semua hartamu berhentilah dari segala pekerjaan duniawi, para pelajar berhentilah dari sekolah atau kuliahmu dan marilah berhimpun bersama menyongsong kedatangan Tuhan Yesus”.
Itulah cirri-ciri hampir semua sekte akhir jaman. Berhenti dari segala macam pekerjaan dan beribadah saja. Jadi ada orang-orang yang hanya mau bekerja saja dan lupa ibadah dan ada juga orang yang mau beribadah  dan lupa bekerja. Bagaimana pandangan Alkitab tentang kedua sikap eksrim ini? ternyata alkitab mengecam keduanya. Alkitab mengecam orang yang tidak mau beribadah dan juga mengecam orang yang tidak mau bekerja. Bagi orang yang tidak mau beribadah Alkitab berkata : “ maka apabila Tuhan Allahmu telah membawa engkau masuk ke Negeri yang dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, ishak dan yakub untuk memberikannya kepadamu kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kau dirikan, rumah-rumah penuh berisi berbagai-bagai barang baik yang tidak kau isi, sumur-sumur yang tidak kau gali, kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kau Tanami dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, maka berhati-hatilah supaya jangan engkau melupakan Tuhan yang telah membawa kamu keluar  dari tanah mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takut akan Tuhan Allahmu kepada dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah”. (ulangan 6 ayat 10-13). 
Tetapi bagi yang tidak mau bekerja Alkitab berkata : “Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya, karena kami tidak lalai bekerja diantara kamu dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam supaya jangan menjadi beban bagi siapapun diantara kamu. Sebab, juga waktu kami berada diantara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu : Jika seseorang tidak mau bekerja janganlah ia makan. Kami katakana ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasehati dalam Tuhan Yesus Kristus  supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan-makanannya sendiri”. (2 Tesalonika 3 : 6-12) .
Memang ada juga orang yang menyeimbangkan : “ ibadah” dan “kerja” tetapi tdak dalam pengertian yang benar. Mereka mengangap ibadahlah yang sifatnya rohani saja seperi baca Alkitab, berdoa, menyanyi dan lain-lain dan kerja adalah hal-hal yang sifatnya duniawi seperti main bola, memasak, kerja kantoran dan lain-lain.  dari sini kita bisa melihat bahwa pemahaman tentang ibadah dan kerja bagi kebanyakan orang Kristen masih terlalu kabur, kerena itu dapat diungkapkan 3 hal penting :
1.      Allah adalah Allah yang bekerja
Alkitab selalu menampilkan Allah sebagai Allah yang Aktif, Allah yang bekerja. Misalnya dalam cerita penciptaan alam semesta, jelas Allah telah bekerja yakni mencipta. Memang ada kalanya Allah hanya berfirman dan semuanya jadi tetapi itu tidak menghilangkan kesan bekerjanya Allah. Waktu Ia menciptakan manusia Alkitab bersaksi : “ ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menembuskan nafas hidup kedalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makluk yang hidup”. (Kejadian 2 : 7)
2. Mandat Kebudayaan = Mandat Kerja
Banyak orang yang berkata : “Coba kalau Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, mungkin kita tidak akan bekerja repot-repot. Kita pasti tinggal seperti dalam taman Eden. Makan, minum, tidur, bermain, dll. Pokoknya semua serba santai !’ Benarkah demikian ? Tidak ! Setelah Allah menciptakan manusia, Ia telah memberikan kepada manusia suatu mandat atau perintah untuk bekerja. Ini terjadi sebelum manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Perintah kerja ini tertuang dalam Kej 1:28 yang berbunyi demikian :
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi’.
Di dalam Alkitab terjemahan lama (TL) bunyinya demikian :
“Maka diberkati Allah akan keduanya serta firman-Nya kepadanya: Berbiaklah, dan bertambah-tambahlah kamu, dan penuhilah olehmu akan bumi itu dan taklukkanlah dia, dan perintahkanlah segala ikan yang di dalam laut dan segala unggas yang di udara dan segala binatang yang menjalar di atas bumi”.
Lebih jelas lagi dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) :
“Kemudian diberkati-Nya mereka dengan ucapan “Beranak cuculah yang banyak, supaya keturunanmu mendiami seluruh muka bumi serta menguasainya. Kamu Kutugaskan mengurus ikan-ikan, burung-burung, dan semua binatang lain yang liar”.
Jadi manusia sesaat setelah diciptakan langsung diberi perintah oleh Allah untuk bekerja, mengolah, menanami, memelihara/menjaga lingkungannya. Tentu saja kerja manusia saat itu dalam hubungan dengan konteks mereka yakni mengurus ikan-ikan, burung-burung dan semua binatang serta lingkungan mereka (taman Eden). Dalam konteks kita, ayat ini harus dimengerti secara lebih luas berkaitan dengan semua bentuk pekerjaan atau tugas harian kita yang membawa keseimbangan bagi kelangsungan hidup bersama.  Jadi pada saat seorang pegawai bekerja dengan sungguh-sungguh di kantor, seorang nelayan bekerja di laut, seorang petani bekerja di sawah dan ladang, seorang sopir dan tukang ojek bekerja di jalan, seorang pedagang bekerja di pasar, seorang guru/dosen bekerja di kelas dan lain-lainnya, itu berarti bahwa mereka semua sementara melakukan mandat kerja yang diberikan oleh Tuhan. Ini juga berarti bahwa yang malas kerja atau bekerja dengan malas-malasan, yang absent terus, yang pura-pura sakit, yang kerja “curi tulang”, yang kerja sambil ngomel, dsb sama dengan melawan perintah Tuhan dan itu adalah dosa. Ingat, Alkitab menentang orang yang malas. Di dalam kitab Amsal ada begitu banyak kecaman terhadap kemalasan seperti :
Ams 6:6                 : “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak..”
Ams 6: 9-11         : “Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” – maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata”.
Ams 18:9             : ‘Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak
dan masih banyak ayat lainnya. Juga rasul Paulus memberi nasihat yang tegas dalam 2 Tes 3:6-12 : (6) Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. (7) Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, (8) dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. (9) Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. (10) Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. (11) Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. (12) Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.
Jadi tidak bekerja adalah dosa !!!
3. Kerja adalah Ibadah
Di bagian awal tulisan ini sudah saya katakan bahwa ada orang yang hidupnya tidak seimbang. Ada yang rajin bekerja tapi tidak suka beribadah dan ada orang lain lagi yang sukanya hanya beribadah dan malas bekerja. Keduanya salah! Manusia harus bekerja dan juga harus beribadah. Lebih dalam dari itu, ternyata bekerja juga dapat dilihat sebagai suatu bakti atau ibadah kepada Tuhan. Ibadah tidak boleh dibatasi pada ritual-ritual religius saja atau aktivitas-aktivitas rohani saja seperti berdoa, baca Alkitab, menyanyi, dll tetapi pada seluruh bakti kita kepada Tuhan dan sesama. Efesus 6:5-7 berkata :
“Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia”.
Itu berarti bahwa setiap orang adalah hamba Tuhan. Jadi salah kalau kita menganggap bahwa hamba Tuhan hanyalah para pendeta atau penginjil. Semua orang percaya yang bekerja dalam profesi masing-masing adalah hamba-hamba Tuhan seperti Guru, Pegawai Negeri, sopir, nelayan, petani, pegawai swasta dll, Semuanya adalah hamba Tuhan asal semuanya melakukan pekerjaan masing-masing dengan kesadaran bahwa itu dilakukan sebagai orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. Karena semua itu dilakukan untuk Tuhan, dapatlah dikatakan bahwa kerja kita adalah ibadah kita. Dengan demikian ibadah dan kerja adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kerja kita adalah ibadah kita. Jadi kalau ada orang yang rajin berbakti di gereja tetapi di dalam pekerjaan setiap hari bermalas-malasan maka sebenarnya ia tidak beribadah dengan baik atau dengan kata lain ibadahnya pincang sebelah.
Karena kerja kita adalah ibadah maka tidak bekerja atau malas bekerja sama dengan tidak beribadah atau malas beribadah. Bekerja tidak sungguh-sungguh sama dengan beribadah tidak sungguh-sungguh. Bekerja tidak jujur sama dengan beribadah tidak jujur. Menipu dalam bekerja sama dengan menipu dalam ibadah. Dan semua itu adalah dosa di hadapan Tuhan.  Ingat, ibadahmu adalah kerjamu; kerjamu adalah ibadahmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar